Wamenag Tegaskan Pendidikan Vokasi Madrasah Jawab Kebutuhan Industri Nasional

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:07:34 WIB
Wamenag Tegaskan Pendidikan Vokasi Madrasah Jawab Kebutuhan Industri Nasional

JAKARTA - Perkembangan dunia industri yang bergerak cepat menuntut kesiapan sumber daya manusia yang adaptif, terampil, dan berkarakter. 

Menjawab tantangan tersebut, Kementerian Agama terus memperkuat pendidikan vokasi di lingkungan madrasah agar lulusannya mampu bersaing dan relevan dengan kebutuhan pasar kerja nasional.

Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Agama Republik Indonesia, Romo Raden Muhammad Syafii, saat memberikan pembinaan kepada aparatur sipil negara dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tapanuli Selatan, di Sipirok, Sumatera Utara, Selasa. Menurut Wamenag, pendidikan vokasi menjadi instrumen penting untuk menyiapkan lulusan madrasah yang siap menghadapi perubahan zaman.

Pendidikan vokasi sebagai solusi kebutuhan industri

Romo menegaskan bahwa pendidikan vokasi di lingkungan Kementerian Agama dirancang sebagai jawaban atas kebutuhan dunia industri yang terus berkembang. Melalui penguatan pendidikan vokasi, lulusan madrasah diharapkan tidak hanya memiliki pengetahuan akademik, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat langsung diaplikasikan di dunia kerja.

"Sehingga, lulusan madrasah mampu beradaptasi dengan percepatan perubahan zaman," ucap Romo saat memberikan pembinaan.

Ia menjelaskan bahwa arah kebijakan pendidikan di madrasah saat ini terus mengalami pembaruan seiring dengan dinamika global. Konsep-konsep pendidikan yang diterapkan tidak lagi bersifat statis, melainkan menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri.

Perubahan konsep dan metodologi pendidikan

Wamenag mengatakan berbagai terobosan kebijakan yang mengatur konsep pendidikan di madrasah kini terus mengalami perubahan. Perubahan tersebut menyasar pada pembaruan metodologi pembelajaran agar lebih responsif terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan kompetensi masa depan.

Menurut Romo, konsep dan metodologi pendidikan harus terus didorong agar siswa madrasah mampu beradaptasi dengan percepatan perubahan teknologi yang terjadi hampir di seluruh sektor kehidupan.

"Digitalisasi penting dipahami karena percepatan berbagai informasi bisa di akses secara cepat, sehingga beragam informasi dan kemajuan teknologi diikuti oleh siswa dan mereka mampu mengaplikasikannya," ujar Romo.

Pemahaman terhadap digitalisasi dinilai menjadi kunci agar peserta didik tidak tertinggal dalam arus informasi global, sekaligus mampu memanfaatkan teknologi secara produktif dan bertanggung jawab.

Tantangan dunia pendidikan yang semakin beragam

Romo juga menyoroti perkembangan dunia pendidikan yang semakin kompleks dan beragam. Menurutnya, saat ini keahlian tertentu sangat dibutuhkan oleh dunia industri, khususnya di bidang komunikasi dan informatika yang terus berkembang pesat.

Kondisi tersebut menuntut madrasah untuk berperan aktif dalam menyiapkan siswa dengan kompetensi yang sesuai kebutuhan industri. Pendidikan tidak lagi cukup berfokus pada aspek teoritis, tetapi harus mampu membekali peserta didik dengan keterampilan teknis dan soft skills yang relevan.

Untuk itu, kata Romo, siswa madrasah di seluruh Indonesia harus mampu menciptakan sumber daya manusia yang cerdas, unggul, dan berakhlakul karimah. Kombinasi antara kecakapan teknis dan karakter moral menjadi nilai tambah bagi lulusan madrasah di dunia kerja.

Penguatan peran guru dan tenaga kependidikan

Menjawab kebutuhan lahirnya sumber daya manusia berkualitas, Romo menegaskan bahwa peran pendidikan vokasi perlu terus diperkuat. Salah satu faktor kunci dalam penguatan tersebut adalah peningkatan kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di lingkungan Kementerian Agama.

"Menjawab kebutuhan lahirnya sumber daya manusia berkualitas, peran pendidikan vokasi perlu diperkuat. Tenaga guru, dan kependidikan terus ditingkatkan kualitasnya," ujarnya.

Wamenag mendorong para guru untuk terus meningkatkan kompetensi profesional melalui berbagai program pengembangan, termasuk mengikuti pendidikan profesi guru. Selain peningkatan kompetensi, kesejahteraan guru juga menjadi perhatian agar mereka dapat menjalankan tugas secara optimal.

Guru sebagai penggerak utama pendidikan

Romo menekankan bahwa guru memiliki peran strategis sebagai motivator dan penggerak utama dalam proses pendidikan. Guru tidak hanya bertugas menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga menjadi teladan bagi siswa dalam membentuk karakter dan etos belajar.

"Guru sebagai motivator dan penggerak terdepan. Haruslah jadi teladan para siswa, sehingga membangkitkan semangat belajar siswa dengan mengasah kemampuan intelektualitas secara baik," ujar Romo.

Dengan peran tersebut, guru diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang inspiratif dan mendorong siswa untuk mengembangkan potensi terbaiknya, baik dari sisi akademik maupun keterampilan vokasi.

Peningkatan kualitas madrasah di Sumatera Utara

Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara, Ahmad Qosbi, menyampaikan bahwa kualitas pendidikan madrasah di wilayahnya terus mengalami peningkatan yang relatif merata. Peningkatan tersebut tercermin dari berbagai prestasi yang diraih oleh siswa madrasah.

Ia mengungkapkan bahwa siswa madrasah di Sumatera Utara berhasil menorehkan prestasi akademik dan non-akademik, baik di tingkat provinsi, nasional, hingga internasional. Capaian tersebut menunjukkan bahwa madrasah mampu bersaing dan menghasilkan lulusan berkualitas.

"Berdasarkan capaian itu, pendidikan menjadi idola bagi orang tua siswa untuk melanjutkan studi anaknya di madrasah," ucap Qosbi.

Kepercayaan masyarakat terhadap madrasah yang semakin meningkat diharapkan dapat menjadi modal penting dalam mengembangkan pendidikan vokasi yang selaras dengan kebutuhan industri dan pembangunan nasional.

Terkini